
Misr merupakan negara yang terletak di 2 benua. Sebagian di benua Afrika dan sebagian lagi di benua Asia. Keren ya…. Untuk menyeberang dari benua Afrika ke benua Asia kami melewati terowongan di bawah Terusan Suez, sepanjang 1,6 km yang diberi nama Ahmed Hamdi Tunnel. Nuweiba, kota terakhir di Misr tempat kami menginap malam sebelumnya, terletak di benua Asia. Hari ini kami akan masuk ke Israel.
Dari Nuweiba ke Taba, perbatasan Misr-Israel, hanya sekitar 45 menit. Kami sampai sana rada kepagian sehingga harus menunggu sejenak dalam bus. Dalam perjalanan menuju daerah perbatasan itu tour leader kami memberitahukan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh serta yang harus kami lakukan.
1. Dilarang keras memotret apapun yang ada di area perbatasan tersebut. Karena bakal ditangkap-diinterogasi-bahkan mungkin ditahan (Padahal tentara Misr ada yang keren lho….maksudku senjatanya yang keren :D )
2. Kami harus membawa dan menarik semua tas dan koper kami sendiri setelah keluar dari perbatasan Misr menuju area kekuasaan Israel karena harus ganti bus (Yah… ga jauh-jauh amat sih, jadi it’s ok lha…)
3. Pemeriksaan di imigrasi akan memakan waktu agak lama. Paling lama bisa sampai 3-4 jam. (Fiuhh….diapain aja ya? )
4. Bagi yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar sebaiknya kali ini ‘disimpan’ dulu, cukup jawab Yes ato No aja. Untuk mempersingkat waktu pemeriksaan. (Ga sekalian pake bahasa tarzan aja ya? Hehe…..)
5. ……………………. ??? Yang kuinget cuma 4 ini aja :)
Singkat cerita….kami berjalan berbaris dengan membawa perbekalan kami masing-masing menuju imigrasi Israel. Petugas pertama yang kami temui di meja depan memeriksa pasport kami. Ada yang pasportnya langsung dikembalikan tapi ada juga yang ditempeli stiker, diberi tanda dan tidak dikembalikan. Nah….aku termasuk dalam kelompok ini :( Kemudian kami membawa koper dan tas melewati mesin x-ray. Untuk kedua kalinya aku termasuk dalam kelompok yang ‘Barangnya-Tidak-Langsung-Dikembalikan’ hikz... Sambil menarik napas panjangggggg kemudian dihembuskan pelan-pelan aku mencoba pasang wajah tenang. Seakan-akan tak terintimidasi. Padahal isi koperku hanya pakaian dan itupun tak penuh. Entah apa yang dianggap mencurigakan oleh petugas x-ray itu. Seling 2 orang di belakangku, seorang saudariku kopernya juga ditahan. Nah….koper dia sih cukup wajar kalo ditahan karena isinya penuh bermacam-macam barang. Sedikit cerita tentang saudariku ini (boleh cerita kok sama yang bersangkutan hehe….) dia menetap di Aussie, sebelum ke Israel dia pulang ke Jakarta dulu kemudian gabung dengan rombongan kami ke Israel dan ntar langsung pulang ke Aussie. Jadilah kopernya penuh dengan barang titipan oleh-oleh. Dua hal yang kontras, yang satu koper nyaris kosong satunya lagi koper penuh dan dua-duanya ditahan. Akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa tak ada kriteria khusus mengapa koper kami ditahan untuk diperiksa ulang .
Saat duduk menunggu, aku tiba-tiba teringat isi Buku Panduan yang dibagikan oleh tour leader. Dalam bagian Persiapan Pribadi & Tata Tertib, diingatkan kepada para peserta untuk Siapkan Hati dan Jaga Hati. Nih, kutuliskan ya...
• Siapkan Hati – Setiap peserta diharapkan untuk mempersiapkan hati, karena ini merupakan perjalanan untuk beribadah ke rumah Tuhan, bukan sekedar tour atau jalan-jalan biasa. Mari kita berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan di tanah dimana Tuhan pernah menjejakkan kakiNya.
• Jaga Hati – Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya koper tertinggal, kamar hotel tidak seperti yang diharapkan, makanan yang kurang cocok, dsb, mari kita bersama-sama menjaga hati agar tidak cepat mengeluh. Ingatlah bahwa tujuan keberangkatan adalah untuk beribadah. Berdoalah agar tetap dapat menampung pengurapan yang akan Tuhan curahkan. Jangan sampai kirbat kita bocor.
Dalam hati aku berkata pada Tuhan : Tuhan, aku ga mau hatiku kehilangan damai sejahtera. Apapun yang akan petugas itu lakukan terhadap koperku dan isinya, berapa lama pun koperku ditahan, aku tidak akan kesal. Amin! Tx God!
7 orang dari rombongan kami yang sama-sama harus menunggu kopernya diperiksa ulang. Puji Tuhan sekitar 15 menit semua sudah beres. Dan sekarang dilanjut antri di bagian imigrasi.Wah….petugasnya cewek-cewek muda yang cantik dan modis. Keren. Kerjanya teliti banget…..pasport dibolak-balik. Dilihat ulang-ulang. Lucunya….kita di test lho… ada yang ditanya siapa nama kita (padahal uda jelas tertulis di pasport), nama orangtua dan…..nama kakek! hihihi……ketawa dalam hati tentunya :D
Ok siap semua… hanya dalam waktu 1,5 jam semua sudah beres....Puji Tuhan. Joy ! Joy ! Kembali kami berjalan berbaris dengan segala perbekalan masing-masing menuju bus yang akan mengantar kami selama di Israel. Bus nya lebih besar, tepatnya sih lebih panjang, lebih bersih, hhmm….lebih wangi. Beneran wangi lho…karena si Mahdi, sopir bus kami, orangnya juga wangi hehe…. Maksudku dia sangat memperhatikan kebersihan dan kewangian bus yang menjadi tanggungjawabnya. Good job , Mahdi. I like it! :)
Kami melintasi kota Eilat. Wow ! terasa banget perbedaan antara kota di Misr dan di Israel. Cairo yang merupakan ibukota Misr keliatan kumuh. Sedangakan Eilat terlihat cukup modern walaupun sebenarnya hanya sebuah kota kecil. Lingkungan kota terlihat bersih. Kota ini terletak persis di tepi Laut Merah. Merupakan daerah wisata. Cukup banyak hotel bertaraf internasional ditempat ini.
Perjalanan dilanjutkan menuju Yerusalem dengan tour guide yang baru, orang Yahudi asli yang fasih berbahasa Indonesia, sudah lahir baru dan dibaptis, pengetahuannya luas, suka cerita “humor tentang mertua”, bisa ngeledek kami “kesiannnnn deh lu!” dan namanya adalah…… ODED (baca : Oded'z) . Aku minta maaf kalo salah tulis namamu ya, Oded :) Bersama Oded yang punya stok cerita lucu berkarung-karung, perjalanan selama berjam-jam tak terasa terlalu melelahkan. Thank you , Oded.
Masih banyak tempat yang kami singgahi di tengah perjalanan dari Taba ke Yerusalem. Tapi… sabar ya, nyambung di tulisan berikutnya.
Sebagai penutup dari tulisan setengah-perjalanan ini… Ingat! Ingat! Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena rusak susu sebelanga akibat nila setitik. Lho?! Kok tak nyambung?! Maksudku, jika saat koperku ditahan aku ngomel plus manyun maka suasana hatiku akan rusak. Perjalanan tour hari itu masih panjang dan hati yang kesal akan membuat aku kehilangan momen-momen indah bersama Tuhan.
Kok jadi pengen nyanyi : Jagalah hatimuuu…. jangan kau kotoriiiii……. :)
-DW-
No comments:
Post a Comment