Wednesday, December 15, 2010

Awal Perjalanan Panjang - Koper


Satu persatu barang keperluan selama perjalanan kumasukkan ke koper. Sambil mengingat-ingat apa lagi yang harus dibawa. Mantel, kaos kaki, lipglos merupakan sebagian barang yang cukup penting untuk dibawa karena menurut data cuaca di internet pada bulan November-Desember suhu di Israel antara 16-24 derajat celcius. Aku kurang tahan terhadap cuaca dingin jadi agak was-was apakah mantel yang kubawa cukup memadai .

Jam 8 pagi waktu Singapore kami berangkat ke Changi Airport, dengan menumpang Malaysia Airline menuju Kuala Lumpur. Perjalanan panjang dimulai. Bener-bener perjalanan panjang untuk sampai di Israel. Sejenak mengingat ‘perjalanan’ 69 hari sebelum tanggal keberangkatan. Dan sekarang ditambah sekian belas jam rasanya bukanlah sesuatu yang berat bagiku.

Dengan penasaran kami menunggu rombongan dari Medan yang tiba di KLIA 1 jam setelah penerbangan kami. Aku pengen banget segera bertemu dengan teman-teman baruku yang akan menjadi teman seperjalanan selama 13 hari. Kami akan bersama-sama mengalami sukacita wisata rohani. Tiba-tiba terdengar seseorang memanggil nama adikku…..nah! itu mereka sudah sampai.

Rombongan kami berjumlah 24 orang termasuk tour leader kami. Aku langsung merasakan bakalan cocok dengan teman-teman baruku. Peserta termuda seorang wanita berusia 36 th dan peserta tertua juga seorang wanita,berusia 75 th! Umur boleh tua tapi semangatnya masih menyala-nyala. Langkah kakinya masih teguh. Luar biasa Tuhan yang memberi kekuatan kepada si Opung.

Pukul 20.40 waktu KL perjalanan yang sesungguhnya baru dimulai. Pesawat Gulfair yang membawa kami dari KL ke Bahrain selama 8 jam untuk transit menginap selama semalam dan dilanjutkan keesokan paginya pukul 10.30 waktu Bahrain menuju Cairo dengan lama penerbangan 3 jam. Secara fisik aku agak lelah tapi hatiku seakan tak berhenti melonjak penuh semangat. Kucoba mengingat-ingat peristiwa di masa lampau yang dapat menyamai perasaanku saat itu. Ternyata ….. tidak ada! Amazing !

Sejak awal aku memang bertekad untuk menangkap mata kuliah apa lagi yang akan Tuhan ajarkan padaku dalam perjalanan ini. Sehingga secara tidak sadar aku agak mengada-ada menanggapi segala sesuatu yang terjadi di sekitarku. Seperti seorang pencari emas di sungai yang tergesa-gesa mengambil sebuah batu berkilau dan menganggapnya emas…..hehe….

Tapi Tuhan memang selalu baik… selama-lamanya kasih setiaNya !

Pelajaran sederhana tapi sangat berarti kudapat justru saat menarik koper dari satu airport ke airport yang lain. Karena setiap kali jarak dari pesawat ke bagian imigrasi cukup panjang, aku suka iseng koper kadang kudorong bukannya kutarik seperti layaknya sebuah koper diperlakukan…. :D Ternyata lebih mudah menarik koper karena saat kudorong koper itu lebih sering melenceng arahnya. Bukannya lurus sesuai keinginanku tapi malahan miring ke kiri ke kanan. Tiba-tiba aku diingatkan bahwa lebih mudah bagi hidupku jika aku menempatkan Tuhan di depanku untuk menarik tanganku berjalan sesuai kehendakNya. Tuhan adalah gembala dan aku dombaNya. Domba tidak pernah jalan di depan gembala. Gembala yang selalu di depan domba. Thank You, God untuk “mata kuliah Koper” .

Senyumku yang termanis kuberikan kepada petugas imigrasi di Cairo :)

-DW-

1 comment:

  1. 1 important lesson to learn, to let our God to lead us the way...! Jiayou sis...!!!

    -QT-

    ReplyDelete