
Jika kita mau jujur, kita cenderung memposisikan dua hal secara berlawanan, misal kiri vs kanan, depan vs belakang, atas vs bawah dan seterusnya………. *akan terlalu banyak jika ditulis semuanya . Entah mengapa kita harus mempertentangkan hal-hal tersebut, alih-alih membuat suatu kolaborasi dari keduanya.
Beberapa hari lalu aku menghadapi suatu dilema. Jika menuruti kata hati masalah tersebut sepertinya bisa segera tuntas tetapi kalo dipikir dan dianalisa pake nalar maka tidak semudah itu jalan keluarnya. Sehingga tanpa pikir panjang aku pun melakukan hal yang pada umumnya dilakukan oleh manusia yang sedang menghadapi persoalan yaitu menganggap bahwa hati dan nalar tidak bisa sejalan. Kemudian muncullah status lebay di facebook-ku : Hati vs Nalar.
Dalam benakku seakan terjadi pertempuran antara hati dan nalar. Si hati mengajukan seribu satu alasan kepada si nalar sebagai dasar keputusannya dan si nalar pun tak mau kalah. Beribu argumentasi saling dikeluarkan. Tring---tring---sret---sret…. *bayangkan pedang Siaw Liong Lie saling menyabet dengan pedang Yo Ko hehe…. agak melenceng sedikit, ini gara-gara temenku nyuruh aku baca buku cerita Sin Tiaw Hiap Lu jadinya kebayang film silat deh….
Sampai kemarin malam…..tiba-tiba aku berpikir mengapa harus kupertentangkan kata hati dan penalaranku? Bukankah hati dan nalarku adalah sama-sama ciptaan Tuhan? Sudah pasti bukan maksud Tuhan “mengadu domba” buah tanganNya. Melainkan dengan suatu kolaborasi alias kerjasama antara hati dan nalar pastinya akan menghasilkan solusi yang luar biasa. Sekarang hati dan nalarku sedang berunding mencari win-win solution. Ditemani secangkir white coffee…..
Tangan kanan tak bisa sendirian mengangkat meja, dia butuh tangan kiri. Emang ada ya rumah yang hanya punya sisi depan tapi belakangnya bolong? Nah…meski bolongpun itu namanya bagian belakang rumah tersebut. Contoh apalagi ya? Hhhmmmm….hujan dan kemarau perlu datang bergantian supaya petani bisa menabur dan menuai.
Note : ini sekedar tulisan awal – perlu pengulasan lebih dalam. Mudah-mudahan ga males ngelanjutin nulisnya :)
-DW-
No comments:
Post a Comment