Monday, January 10, 2011

Berdamai dengan diri sendiri


Sepenggal kalimat di tengah-tengah “obrolan” dengan seorang teman lama via sms tiba-tiba membuatku tercenung sejenak – ‘berdamai dengan diri sendiri’.

Kalimat yang mudah untuk diucapkan tetapi cukup sulit – bukan tidak mungkin – untuk dilakukan. Kalimat sederhana ini mulai kuterapkan dalam hidupku sejak sekitar 3 tahun lalu sampai sekarang dan selamanya……

Bertahun-tahun aku merasa memanggul beban setinggi gunung Merapi saat kusadari banyak impianku yang tidak tercapai. Saat aku merasa bersalah ketika tuntutan keluarga tak juga dapat kupenuhi. Saat aku merasa minder mendengar si A temen masa SD punya 5 rumah, ato si B anak tante X udah punya 3 perusahaan yang berkembang pesat. Dan banyak lagi, yang jika kutuliskan di sini pasti banyak yang protes karena bertele-tele. Males bacanya boo… :p

Saat Tuhan Yesus berkata : “marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat”, Tuhan maksudkan agar kita tidak lagi membawa masalah kehidupan itu dengan kekuatan sendiri karena itu sangat-sangat-sangat tidak mungkin. Kita harus sadar dan mengakui bahwa kekuatan kita tidak bakal sanggup menyelesaikan permasalahan hidup. Letakkan itu semua di kaki Tuhan Yesus. Kita butuh pertolongan Tuhan. Sadar dan mengakui kelemahan diri inilah yang kumaksud dengan “berdamai dengan diri sendiri” – berbeda maknanya dengan hidup apatis lho ya…..

Apa yang kualami saat aku membiarkan beban itu di pundakku? Ucapan syukur yang keluar hanya dari bibirku bukan dari hatiku yang terdalam.

Dan apa yang kualami saat kubiarkan diriku berdamai dengan keadaan diriku apa adanya? Luapan ucapan syukur seakan-akan tak ada habisnya keluar dari lubuk hatiku yang terdalaaaaammmmm….. dan bonusnya adalah beberapa impianku satu-per-satu mulai jadi kenyataan.

Unik ya cara kerja Tuhan ?

Mau alami hal yang sama ?

Yuuuukk……….. berdamailah dengan dirimu sendiri.


-DW-

No comments:

Post a Comment