Monday, October 11, 2010

GO BRANDON! GO! GO! BRANDON! AUW!


Sosok anak laki-laki berumur 8 tahun ini cukup ‘mencuri’ perhatian rakyat Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Yup..betul sekali.... dia adalah Brandon de Angelo, seorang peserta IMB (Indonesia Mencari Bakat), sebuah ajang pencarian bakat yang ditayangkan oleh sebuah stasiun TV swasta indonesia. Brandon menjadi peserta dengan kategori penari hip-hop. Dan sekarang dia masuk dalam 3 besar putaran final. Dia merupakan finalis termuda. Dia baru berusia 8 tahun bo! Bakatnya sungguh luar biasa. Perlu kecerdasan tersendiri untuk bisa menghapal gerakan-gerakan dalam koreografi yang cukup sulit bahkan untuk orang dewasa sekalipun (apalagi bagiku....fiiuuhh! )

Dan malam ini Brandon tereliminasi. Dia tidak berhasil masuk ke babak 2 besar. Hikz....ikut sedih liat dia nangis secara aku nge fans banget en gemes ngeliat wajahnya yang imoetz (boleh dong sekali-kali lebay hehe....) terlihat menangis dan tertawa sekaligus. I will miss you, Brandon :(

Ada 2 hal yang sangat menyolok dalam pandanganku saat meliat pengumuman eliminasi tersbut :
1. Brandon menerima kekalahannya dengan lapang-dada.
2. Kebersamaan dan saling mendukung di antara para finalis.

Moment di panggung IMB malam ini mengingatkan aku dengan berbagai peristiwa yang terjadi belakangan ini di negeri kita tercinta. Pertikaian antar tetangga, perang antar suku, perang antar umat beragama, anggota dewan yang saling mengecam dan begitu banyak hal yang sejenis. Dari “kacamataku” intinya cuma satu : mau dianggap lebih unggul dari yang lain tetapi tidak mau menerima saat mengetahui bahwa pihak lain ternyata lebih unggul. So pathetic!

Kembali ke Brandon. Untuk ukuran anak sekecil dia biasanya sangat sulit untuk menerima kekalahan. Coba kita liat anak kita, keponakan kita, anak tetangga, dan anak-anak lain yang seumuran dengan Brandon. Kecenderungannya adalah ingin lebih menang, lebih unggul dari teman-temannya. Dan saat mengalami kekalahan juga cenderung untuk mencari “kambing hitam” alias mencari kesalahan pada diri orang lain sebagai sebab dari kekalahannya. Seringkali kita berkomentar “ah...itu kan manusiawi lagipula mereka kan masih anak-anak”. No..no..no.... ! (hihihi...itu kebiasaanku kalo keponakanku berbuat sesuatu yang salah :p ) jangan memakai alasan itu untuk pembenaran. Bukan maksudku memuji en memuja Brandon dengan berlebihan tapi respon yang dia perlihatkan saat mendengar bahwa dia tereliminasi bisa sangat menginspirasi banyak anak Indonesia untuk mengikuti teladannya. Ya....Brandon sudah menjadi idola-cilik-baru .

Saat Adi MS memberikan komentar setelah Brandon tampil , dia mengatakan bahwa masing-masing orang diberi kemampuan berbeda. Yup... bener banget. Si A mungkin sangat jago bermain musik tapi si B pandai memasak – ga nyambung ya contohnya? Hehe...sengaja.com :p - sungguh luar biasa jika terjalin kolaborasi. Si B makin bersemangat memasak yang terenak untuk si A dengan diiringi alunan musik si A. Saling mengisi dan saling melengkapi. Satu lagi komentar Adi MS yang kucatat yaitu tentang para pendukung 3 finalis yang hadir di studio yaitu bahwa para pendukung tersebut bisa saling menghargai pendukung finalis yang lain. Tidak terjadi saling ejek apalagi sampai tawuran layaknya yang terjadi di antara supporter sepak bola (maap...maap...jangan tersungging eh tersinggung ya... bagi yang merasa dirinya pencinta sepak bola hehe....).

Aku berangan-angan alangkah indahnya jika sejak kecil kita mendidik anak-anak kita hal-hal yang baik dan yang terutama adalah hal-hal yang benar. Ingat , hal yang baik belum tentu benar. Kita ajarkan mereka untuk bisa menerima perbedaan, menerima kekalahan dengan lapang-dada, dan berusahan untuk terus bersemangat melakukan yang lebih baik lagi di lain kesempatan, serta yang terutama adalah memiliki empati kepada pihak yang kurang beruntung. Kita diberi mandat oleh Tuhan untuk melahirkan generasi muda yang memiliki kualitas mental yang baik. Yang akan meneruskan memimpin bangsa dan negara ini menjadi lebih baik, lebih baik dan terusssssss lebih baik !

Dalam 1 Korintus 12, sepanjang pasal dibahas tentang 2 thema yaitu ‘Rupa-rupa karunia tetapi satu Roh’ dan ‘Banyak anggota tetapi satu tubuh’. Apa maksud rasul Paulus menuliskan hal ini? Aku yakin rasul Paulus sangat hafal dengan mazmur yang ditulis Daud bahwa kejadian kita adalah dahsyat dan ajaib! (Mzm 139:14.....it’s my favorite :) ). Tuhan menciptakan kita unik dan istimewa. Masing-masing kita membawa sifat Allah yang istimewa. Begitu luar biasanya Allah kita sehingga menurut aku tidak mungkin sifat Allah bisa ‘ditampung’ hanya dalam tubuh 1 orang saja. Tuhan memilih untuk menempatkannya dalam semua ciptaanNya. Untuk itulah kita memiliki sifat yang berbeda, karakter yang berlainan dan talenta yang beragam. Semua untuk saling melengkapi dan yang terutama adalah untuk menyatakan kedahsyatan Allah kita. “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakinya” (1 Kor 12:18) Yes!!

Ehem....’talenta’ keponakanku berantakin meja belajarnya, talentaku beresin meja...so...klop ya? Tapi aku kok masih sering kesel ya tiap kali dia ga mau beresin buku-bukunya sehabis belajar? :p

Hoaeemmm....uda ngantuk neh.... ups..ternyata uda jam 12 malam. Zzzzzz...... *masuk alam mimpi... :)

Go Brandon ! Go! Go! Brandon! Auw!


-DW-

No comments:

Post a Comment